Kenapa ya, pesantren masih
saja dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang? Banyak tanggapan
miring tentangnya, dari mulai terbelakanglah, noraklah, ketinggalan
zaman, sampai yang paling kejam adalah anggapan bahwa anak pesantren itu
unsos. Oh no! Padahal, tahukah kalian bahwa di pesantren itu menyimpan
berjuta cerita yang takkan kalian temukan dimanapun. Dari yang
menyedihkan, mengharukan, menyeramkan, menyenangkan, sampai yang
menjengkelkan dan membuat hidup serasa berhenti berputar. Ini nyata..!!
Bermula
di kamar 6 gedung Mastufah 1. Baru sekitar tiga bulan empat sejoli
yaitu Anggi, Nabila, Ririn, dan Balqis masuk pesantren, mereka merasakan
hal-hal aneh yang membuat mereka merasa kurang nyaman. maklum, mereka
kan anak baru, jadi masih polos dan nurut-nurut aja. Meski begitu, semua
adaptasi mereka lalui penuh sukacita, walau pasti terdapat juga sedikit
duka.
Suatu hari, di pagi Ju’at terlihat Kak Surtinah, kakak kelas mereka tiba-tiba menangis sesegukan di atas kasurnya.
“Kak
Sur, kenapa nangis? Kakak kangen sama mama ya..?”, Tanya Anggi yang
pada saat itu memang belu diwajibkan menggunakan Bahasa Arab dan Inggris
untuk kelas satu.
“Nggak, ane ngga apa-apa kok nggi.”, jawab Kak Sur seadanya.
Anggi yang merasa aneh pun langsung melaporkan keadaan Kak Sur pada Kak Mona, sang ketua kamar.
“Kak Mona, aku liat Kak Sur nangis di kasurnya, aneh gitu tau kak, masa tiba-tiba nangis.”, lapor Anggi.
Kak Mona yang merasa bertanggung jawab atas anggota kamarnya itu langsung sigap menghampiri Surtinah yang sedang menangis.
“Sur, kenapa nangis? Kangen sama ibu..? Cerita dong..”, rayu Mona.
“Nggak kak, aku ngga kangen ko sama ibu.”, jawab Surtinah yang kini mulai sedikit terbuka.
“Terus kenapa? Ngga betah? Cerita Sur…”, rayu Mona lagi.
“Semalem kak, aku ngga bisa tidur, aku takut.”, jawab Surtinah, yang membuat seisi kamar menghampirinya.
“Kenapa..? kok takut?”, sambung Mona yang mulai penasaran.
“Hhmmm angin kali itu mah”, sahut Mona mencoba menenangkan.
“Nggak kak, kaca itu kan berat, terus geraknya cepet banget.”, terang Surtinah lagi.
Mona yang sebenarnya juga merasa takut karena kaca itu ada di ranjangnya, mencoba tidak panic dan menenangkan anggota kamarnya.
“Ya udah, semuanya tenang, gak akan ada apa-apa kok, mulai sekarang kacanya nggak kakak gantung lagi deh.”, seru Mona seadanya.
“Assalamu’alaikum. Anak kamar, tau nggak?”, seru Nabila sambil masuk kamar terengah-engah.
“Kenapa Bil? Kok ngos-ngosan gitu?”, Tanya Ririn.
“Masa
kata anak kamar sebelah ada yang ngedenger suara orang lagi nyuci gitu
di kamar mandi pas ja dua an. Eang anak kaar kita ada yang nyuci ja
segitu seale?”, panjang Nabila ebingungkan seua orang.
“Aku tidur
terakhir loh, gara-gara pengen pipis, tapi udah ngga ada yang bangun
lagi, itu juga baru jam setengah dua belas.”, sahut Balqis meyakinkan.
“Ah Kakk Mona, kok kamar kita sama kamar sebelah serem gitu sih?”, sahut Anggi.
“Asik, ini bisa jadi alesan aku nggak betah di pesantrren, terus minta berenti deh..”, kata Ririn dalam hati.
“Ngga
itu aja, si Nisa anak kamar sebelah kemarin ngeliat kepala di bak
mandi, terus sekarang dia masuk klinik kesehatan, malah sampe mau
dipulangin loh ke rumah.”, lanjut Nabila yang menambah panic suasana.
Hingga tak sadar, Balqis dan Anggi kini berpelukan.
“Anggi…ane takut..entar malem tidur berdua ya di kasur ane.”, kata Balqis.
“Iya Qis iya…”, sahut Anggi yang memang penakut.
“Udah
gak usah takut. mungkin itu tuh karena kamarnya kotor, kalian jorok
sih. makanya, harus bersih, lemarinya, kasurnya, semuanya.”, sahut
Rumsanah, sang pengurus kamar yang menghampiri tanpa mimik takut sedikit
pun di wajahnya.
“Nah, iya tuh bener Kak Rum. Itu teguran karena
di sini masih ada yang nggak rapih dan bersih, makanya mulai sekarang
harus semakin rajin piket.”, tambah Kak Mona membenarkan.
“Emang iya kak? Apa hubungannya sama piket kak?”, Tanya Anggi sok polos.
“Iya,
soalnya kamar kita sama kamar sebelah itu dari dulu disebutnya kamar
bangsal, nah kalo di kamar kita ini yang ngehuninya perempuan, makanya
harus selalu bersih.”, kata Rumsanah menjelaskan.
“Oh….gitu…iya sih nih, si Ririn nih sama Nabila jorok, suka ngumpetin makanan di dalem lemari.”, sahut Anggi.
“Dih apaan..ente noh nggi yang jarang beresin lemari sama jarang piket.”, sahut Nabila tak mau kalah.
“Heh
udah udah ah… intinya mulai sekarang harus lebih sering piketnya,
jangan ada yang jorok sama males lagi.”, kata Mona menengahkan.
“oke siap ka..!! ayo kita beres-beres kamarnya” seru Nabila sambil meneriaki dan mengajak teman-temannya.
“okkeh,, ane sama balqis beres beres kamar yahh..” sahut Anggi.
“Ya udah, ane sama ririn bersihin kamar mandi” sahut Surtinah.
Di luar kamar Mona bertanya kepada rumsanah, sabil berbisik.
“Kak emang bener,, itu yang tadi kaka ceritain ke anak kamar?”
“menurut ente?”
“Yahh.. aku sih percaya percaya aja, kan kakak yang udah lama disini”
“hahahaha,,
yaa enggak lah Mona.. ane juga takut sebenernya mah. ane cerita kayak
gini juga biar mereka sadar buat ngeberesin kamar, karena mereka masih
baru, mereka masih jorok, males, manja, makannya ane takut takutin aja..
biar mereka beradaptasi gimana siih cara hidup bersamaan kayak begini..
begituu”
“ohhhhh.. hahaha.. bagus kak bagus” sambil menujukkan jempolnya ke arah kak Rumsanah.
Senin, 12 Januari 2015
soft skill
Sebenarnya, setiap orang tak dapat menilai soft skillnya sendiri, namun ia dapat menebak dari bagaimana sikap dan respon orang-orang disekitarnya.
Maka, soft skill yang saya rasa cukup saya kuasai disini adalah semata-mata hanyalah penilaian pribadi yang saya coba tebak dari tanggapan orang-orang disekitar saya. Seperti soft skill kepemimpinan, saya pernah menjabat sebagai ketua OSIS sehingga bisa mempengaruhi orang-orang disekitar saya. Saya cukup menguasai komunikasi dengan orang-orang di sekitar dengan contoh dalam hal kerja sama dalam organisasi maupun berhadapan dengan orang-orang baru. Dengan prinsip hidup yang saya miliki pun, menunjang saya untuk bisa mandiri, dengan tidak bergantung pada orang lain. Beberapa orang menilai saya termasuk pula pengambil keputusan yang baik, seperti dalam pemecahan suatu masalah, serta memiliki rasa humor yang tinggi yang sering saya lakukan semata-mata untuk mmbuat suasana terasa lebih nyaman dan bersahabat.
Alasan memilih Teknik Industri
Menentukan jurusan setelah lulus SMA bukanlah pekara mudah. Banyak pendapat, masukan, serta ditambah pikiran dan hati yang masih labil. Namun pada dasarnya, tetaplah diri kita sendiri yang tahu kemana harus melangkah melanjutkan hidup sebagai suatu proses dalam menggapai cita-cita.
Alasan saya masuk jurusan Teknik Industri adalah,ingin membantu mengembangkan perindustrian di daerah tempat tinggal saya sendiri, yang kebetulan juga mendapat dukungan dan tanggapan yang positif dari orang tua dan keluarga. Tak hanya itu, setelah saya mencari tahu tentang jurusan ini atas dasar ingin memantapkan niat, ternyata pada teknik industri dipelajari pula berbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti managerial, permesinan, kesehatan, psikologi industri, dan masih banyak lagi, yang membuat niat serta minat saya semakin bulat. Dengan dasar ilmu IPA yang saya pelajari di bangku SMA, saya berharap semoga bisa mengikuti semua kegiatan perkuliahan dengan baik, sehingga menjadi lulusan yang berpotensi dan berkualitas.
SALAM INDUSTRI..!!!!

Cita-cita
Cita-cita adalah angan-angan, harapan, impian, keinginan, dan target.
Namun sayangnya kebanyakan orang hanya menjadikannya sebatas harapan
dan impian saja, tanpa menjadikannya target dan tujuan. Kesuksesan
memang berawal dari cita-cita, namun cita-cita yang diusahakan dan
ditargetkan.
Cita-cita saya sendiri dalam jangka pendek ini adalah ingin menjadi pribadi yang lebih baik, terutama dalam mengatur waktu dan menentukan prioritas-prioritas yang harus dilakukan sesegera mungkin namun juga teliti. Selain itu, saya juga bercita-cita untuk mendapat nilai "A" di semua mata kuliah pada setiap akhir semester nanti agar mendapat IPK diatas rata-rata, menjadi asisten laboratorium fisika, dan bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat. Di beberapa tahun kedepan saya juga ingin membeli kebutuhan tersier saya dengan uang yang saya sisihkan sendiri dari biaya bulanan saya.
Sedangkan cita-cita saya untuk 5 tahun kedepan dan seterusnya adalah ingin mengembangkan perindustrian di daerah saya, yaitu Tangerang, dengan mengadakan pelatihan-pelatihan mandiri kepada para masyarakat sekitar dan pekerjanya sehingga Tangerang bisa menjadi andalan dalam membantu Indonesia menembus pasar industri internasional. Selain itu, saya juga ingin pergi haji bersama ibu dan keluarga dengan biaya sendiri, mendirikan masjid dimana di dalamnya dikelola pondok pesantren gratis untuk para yatim piyatu, dan memberikan bantuan ke semua almamater saya dari TK, SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi dimana saya menuntut ilmu, dan pastinya membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah dengan tak lupa mnjadikan keluarga diatas segalanya, dengan terus meningkatkan ibadah kepada Allah SWT hingga menjadi muslimah sejati yang diridhoi oleh-NYA.
Cita-cita saya sendiri dalam jangka pendek ini adalah ingin menjadi pribadi yang lebih baik, terutama dalam mengatur waktu dan menentukan prioritas-prioritas yang harus dilakukan sesegera mungkin namun juga teliti. Selain itu, saya juga bercita-cita untuk mendapat nilai "A" di semua mata kuliah pada setiap akhir semester nanti agar mendapat IPK diatas rata-rata, menjadi asisten laboratorium fisika, dan bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat. Di beberapa tahun kedepan saya juga ingin membeli kebutuhan tersier saya dengan uang yang saya sisihkan sendiri dari biaya bulanan saya.
Sedangkan cita-cita saya untuk 5 tahun kedepan dan seterusnya adalah ingin mengembangkan perindustrian di daerah saya, yaitu Tangerang, dengan mengadakan pelatihan-pelatihan mandiri kepada para masyarakat sekitar dan pekerjanya sehingga Tangerang bisa menjadi andalan dalam membantu Indonesia menembus pasar industri internasional. Selain itu, saya juga ingin pergi haji bersama ibu dan keluarga dengan biaya sendiri, mendirikan masjid dimana di dalamnya dikelola pondok pesantren gratis untuk para yatim piyatu, dan memberikan bantuan ke semua almamater saya dari TK, SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi dimana saya menuntut ilmu, dan pastinya membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah dengan tak lupa mnjadikan keluarga diatas segalanya, dengan terus meningkatkan ibadah kepada Allah SWT hingga menjadi muslimah sejati yang diridhoi oleh-NYA.

Definisi Sukses
Menurut saya, sukses adalah suatu kepuasan saat kita merasakan hasil yang sesuai dengan harapan dari apa yang telah kita usahakan. Merasa nyaman karena hati dan pikiran telah sejalan dengan keadaan. Di samping itu, sukses dalam cakupan yang lebih luas juga berarti suatu keadaan dimana seseorang bisa memberikan banyak manfaat tak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang-orang disekitarnya atau khalayak ramai. Karena dengan begitu, derajat seseorang bisa naik dengan sendirinya, dan ia akan lebih dihargai serta dihormati karena semua orang merasakan manfaat keberadaannya.
Seorang Kiyai Besar, pendiri Pondok Pesantren Darussalam (Gontor), Alm. K.H. Imam Zarkasyi berkata di hadapan para santrinya, bahwa sukses adalah ketika seseorang yang telah memiliki ilmu siap memanfaatkan dan mambagi ilmunya ke suatu surau atau tempat terpencil yang belum terjamah bahkan keberadaannya tidak dianggap atau diperdulikan.
Kesalahan oseseorang dalam mendefinisikan sukses itu sendiri adalah ketika kepuasan yang ia rasakan sebagai wujud dari kesuksesan yang ia raih tak ia jadikan motivasi untuk menjadi lebih baik, melainkan ia cukupkan, tak ia kembangkan, bahkan untuk dipertahankan pun rasanya tak perlu. Hingga akhirnya, kesuksesannya akan semakin pudar dan menjauh karena terkalahkan oleh mereka yang menjadikannya sebagai motivasi, bahkan oleh mereka yang sebelumnya jauh dari kata "sukses". Maka kunci dari sukses itu sendiri adalah doa, karena hanya dengan doa lah segala sesuatu yang tak mungkin terjadi menjadi mungkin, kemudian usaha yang keras, berani dan pantang menyerah, karena doa yang di ijabah pun akan sesuai dengan usaha atau prosesnya, kemudian niat dan tekad yang kuat atau tidak berubah-ubah, serta tawakal, atau berserah diri pada Tuhan YME setelah doa dan usaha yang telah dilakukan terasa telah maksimal.
The New Existance
Untuk semua yang baru lulus SMA...kuliah tak akan sama dengan apa yang
kita rasakan di bangku SMA dulu...sekarang memang masih menjadi
misteri..tapi bukan untuk ditakuti...
Hidup terus berjalan..maka kehidupan pun akan terus bereformasi dengan sendirinya..siap atau tidak harus tetap kita hadapi...kuncinya adalah TEGAS..tegas melawan malas,tegas melawan godaan,tegas menahan keinginan diatas kebutuhan...
Hidup terus berjalan..maka kehidupan pun akan terus bereformasi dengan sendirinya..siap atau tidak harus tetap kita hadapi...kuncinya adalah TEGAS..tegas melawan malas,tegas melawan godaan,tegas menahan keinginan diatas kebutuhan...
Semangat untuk kita semua...para calon penggerak bangsa dan negara...
Langganan:
Postingan (Atom)